Rabu, 19 Juni 2013

Potret Perjuangan Para Pahlawan

Resensi buku dimuat di Koran Suara Merdeka 25 November 2012
Potret Perjuangan Para Pahlawan




Judul  Buku     :  Pahlawan Dalam Sejarah Dunia
Penulis             :  Simon Sebag Montifeore
Penerbit           :  Erlangga, Jakarta
Tahun Terbit    :  2012
Tebal               : 312 halaman.
Peresensi         : Aris Hasyim)*
Dalam panggung sejarah peradaban dunia, sosok pahlawan menjadi salah satu inspirator bagi kemajuan suatu bangsa. Ia bagaikan mercusuar peradaban. Buah pemikiran, perjuangan dan jasa-jasa para pahlawan adalah warisan abadi bagi generasi penerus bangsa untuk dijaga dan dilestarikan keberadaanya. Begitu pula sejarah para pahlawan akan selalu terkenang tak lapuk termakan zaman.
Bagi sebagian orang ada berbagai cara dan upaya dalam mengapresiasi ihwal jasa-jasa para pahlawan. Salah satunya adalah menulis biografi para tokoh pahlawan, seperti halnya yang dilakukan oleh Simon Sebag Montifeore, penulis buku ini. Dalam karyanya ini ia berusaha menampilkan biografi tokoh-tokoh pahlawan pilihan yang diambil dari pelbagai  penjuru dunia. Uniknya, setiap biografi dihiasi berbagai gambar, foto serta kutipan-kutipan inspiratif dari tulisan atau pidato yang mengungkapkan aspek-aspek menarik dari masa kehidupanya. Keunikan ini, sangat membantu para pembaca untuk menyelami rekam jejak kehidupan  para pahlawan di zamanya tanpa ada rasa kejenuhan tatkala membacanya.
Salah satu pahlawan pilihan nan inspiratif yang termaktub dalam biografi ini adalah Mahatma Gandhi. Gandhi  dipilih oleh Montifeore karena ia berkontribusi besar dalam memperjuangkan hak asasi manusia sekaligus pejuang anti kekerasan. Melalui buah pemikiran dan aksi nyatanya, Gandhi sukses menciptakan iklim kedamaian sekaligus menghantarkan kemerdekaan negaranya India.
Menurut pandangan Montefeore, Mahatma Gandhi adalah pejuang yang mengedepankan nilai-nilai kemanusiaan. Dibalik kain putih dan tubuh yang nampak rapuh dalam diri Gandhi tersimpan kekuatan dan kharisma luar biasa. Penampilan Gandhi yang nampak sederhana itu bertolak belakang dengan sikapnya  yang tegas, ulet dan berjiwa kesatria. Berkali-kali ia masuk penjara hanya demi memperjuangkan hak-hak warga India dari cengkraman para penjajah. Meski demikian, Gandhi tak patah arang dan terus berjuang bahkan memimpin rakyatnya secara damai demi meraih kemerdekaan negaranya India. Maka tak heran bila masyarakat dunia terpesona dengan konsep pemikiran Gandhi yang mendemonstrasikan aksi damai, toleran dan berusaha mengakhiri segala bentuk penindasan di tanah kelahiranya. (hal: 48)
Selain Mahatma Gandhi, Montifeore juga menyajikan tokoh-tokoh pahlawan bersejarah lainya. Itu diantaranya, Ramses Agung (1302-1213 SM), Cyrus Agung (590/580-530 SM), Alexander Agung (356-323 SM) dan Sang Buddha (563-483 SM). Bahkan,  mantan Presiden Afrika Selatan, Nelson Mandela turut terangkum dalam buku biografi tokoh-tokoh pahlawan besejarah setebal 312 halaman ini.
Bagi Montifeore, terpilihnya Nelson Mandela dalam daftar pahlawan bersejarah dunia yang termaktub dalam karyanya ini memang bukan tanpa alasan. Dalam sejarah perjuanganya untuk melawan sistem Apartheid di Afrika Selatan, Nelson Mandela telah menginspirasi jutaan orang di seluruh dunia. Pasalnya, perpindahan sistem pemerintahan di Afrika Selatan dari Apartheid ke pemerintahan kulit hitam bisa saja menyulut terjadinya konflik yang berujung pada pembunuhan massal. Namun, atas jasa Nelson Mandela perpindahan sistem ini berlangsung secara toleran, damai, tertib dan tanpa pertumpahan darah. Hal ini adalah pencapaian tertinggi dari tokoh yang telah menjadi representasi dari perjalanan Afrika Selatan menuju demokrasi dan persamaan hak. ( hal: 210)
Dalam hal ini keberadaan sejarah tokoh-tokoh pahlawan dunia amat sangat berharga sebagai salah satu barometer kemajuan ato pun kemunduran suatu bangsa. Menjaga dan meneladani  nilai-nilai luhur dari sejarah perjuangan para pahlawan merupakan poin penting dalam membangun karakter suatu bangsa menuju ke arah yang lebih baik. Pasalnya, bangsa yang maju tentu tidak lepas dari peranan jasa-jasa para pahlawan.
Secara keseluruhan buku ini sangat berguna untuk memahami rekam jejak kehidupan dan jasa-jasa para pahlawan. Melalui buku ini pembaca diharapkan mampu mengambil nilai-nilai karakter yang positif dari tokoh-tokoh pahlawan dunia. Sehingga, nilai-nilai yang terkandung di dalamnya sangat patut dijadikan teladan bagi generasi muda kita agar termotivasi semangat juang dalam upaya mengapai cita-citanya kelak. Semoga.

Kisah “Orang Kecil” di Pentas Dunia



Kolom Resensi Buku.
Dipublikasikan Majalah Nasional GATRA. Edisi 19-26 Oktober 2011.

Kisah “Orang Kecil” di Pentas Dunia
 Oleh:
Aris Hasyim*
Mahasiswa Sosiologi Agama&Pemerhati Kajian Sosial, Budaya dan Agama
Fak, Ushuludin. UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.




            ‘Sir’ Azyumardi Azra. Itulah nama panggilan sekaligus gelar bergengsi yang disematkan Ratu Inggris, Elizabeth II kepada putra terbaik Indonesia. Ia terlahir bukan dari keturunan raja, bukan pula anak kaum bangsawan. Azra hanyalah anak dari keluarga yang sangat sederhana. Perkenalanya dengan dunia membaca, yang dianggap sebagai sesuatu yang luar biasa, berawal dari huruf-huruf yang terpampang di badan bus. Lalu diimbangi dengan belajar membaca judul-judul berita pada robekan kertas koran bekas. Beruntung, Azra memiliki ayah yang setia menemani disaat ia baru belajar mengeja huruf-huruf dibadan bus yang saban hari melintas didepan rumahnya. Tanpa sadar, bacaan yang diperoleh dari judul-judul berita atau robekan koran itu menjadi gayung dan layar untuk providensi mengarungi luasnya samudera keilmuan.
Sebagai anak yang mulai ketagihan membaca, koran bekas merupakan media paling akrab dengan pengembaraan imajinasi dirinya. Buku cerita, novel, kumpulan puisi, cerpen dan komik juga memberi warna kreatif yang masih tertancap dalam pikiran dan ingatan sampai saat ini. Itu seperti kisah komik Kho Ping Hoo dan James Bond yang merupakan kisah penting sarat inspiratif dalam memorinya yang berperan membentuk kepribadian untuk melanjutkan misi kehidupanya.
Potongan kisah diatas mengawali perjalanan hidup Azyumardi Azra yang di ungkap Andina Dwi Fatma. Konten buku ini dikemas dengan porsi dan sajian berbeda dari buku-buku biografi tokoh cendekiawan muslim lainya. Andina sengaja menyuguhkan ‘sisi-sisi menarik’ perjalan hidup Azyumardi Azra yang jarang diketahui oleh  masyarakat. Sebut saja, perjuangan memperoleh beasiswa hingga S-3, juga kisah asmaranya.
Salah satu sisi yang paling menarik adalah cerita pada saat ia mendapat pengakuan dari Kerajaan Inggris. Ia adalah orang Indonesia pertama yang mendapat gelar Commander of the Order of British Empire (CBE), sehingga berhak menyematkan gelar “sir” diawal namanya semenjak 28 September 2010. Dengan gelar ini ia memiliki hak-hak istimewa, antara lain bebas keluar masuk Inggris tanpa visa. Uniknya, Azra jauh lebih ningrat dibandingkan dengan pesepak bola Inggris David Beckham yang hanya mendapat gelar Officer of the Order of British Empire (OBE).
Azra termasuk jajaran cendekiawan muslim “pendobrak”. Kiprahnya didunia pendidikan menghasilkan inovasi-inovasi yang belum terfikirkan oleh siapa pun. Salah satu hasil dari buah pemikiranya adalah tranformasi Institut Agama Islam Negeri( IAIN) Syarif Hidayatullah menjadi Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah. Berkat dirinya universitas ini menjadi institusi pendidikan islam yang bisa masuk kedalam arus utama, menjadi open-minded, berkualitas dan bermartabat dimata masyarakat.
Sebagai akademisi berprestasi dan pemikir islam progresif, Ia tetap teguh pada sikap netralitasnya. Azyumardi lebih nyaman menjadi akademisi dari pada terjun  ke ranah politik. Kendati banyak tawaran dating untuk berpartai. Walau demikian netralitas yang tertancap dalam diri Azyumardi Azra justru menjadikan dirinya orang yang paling diburu wartawan untuk berkomentar perihal masalah politik,agama dan sosial kemasyarakatan.
Secara keseluruhan, buku ini mampu menginspirasi bagi siapa saja yang membacanya. Pemikiran Azyumardi yang moderat juga sangat berguna untuk diambil pelajaran. Ia termasuk salah satu dari sedikit pemikir islam yang bisa mengakomodasi kepentingan pihak-pihak yang bertentangan. Pikiranya terbuka. Hatinya pun cukup peka untuk dapat menelisik permasalahan dari berbagai sudut.
Penyandang gelar master dan PhD dari Universitas Columbia Amerika Serikat ini juga memiliki jaringan yang sangat luas di berbagai negara. Pemikirannya yang brilyan mendapat pengakuan bukan hanya almamaternya di Amerika, melainkan juga negara-negara Timur Tengah, hingga Eropa. Bahkan banyak tokoh internasional mulai dari mantan presiden Amerika Serikat George Bush hingga perdana menteri Inggris Tony Blair, sengaja menyisihkan waktu untuk berdialog dengannya.
Kisah perjalanan hidup Azyumardi Azra yang tersaji dalam buku ini menjadi cermin bahwa keberhasilan dapat diraih siapa saja asalkan tetap konsisten dan berusaha keras untuk mewujudkanya. Nilai-nilai yang terkandung didalamnya sangat patut dijadikan suplemen bagi generasi muda kita.
Ø  JUDUL BUKU: CERITA AZRA,  BIOGRAFI CENDEKIAWAN MULIM AZYUMARDI AZRA
Penulis : Andina DwiFatma
Penerbit: Erlangga, Jakarta, 2011, 248 Halaman.