Rabu, 19 Juni 2013

Kisah “Orang Kecil” di Pentas Dunia



Kolom Resensi Buku.
Dipublikasikan Majalah Nasional GATRA. Edisi 19-26 Oktober 2011.

Kisah “Orang Kecil” di Pentas Dunia
 Oleh:
Aris Hasyim*
Mahasiswa Sosiologi Agama&Pemerhati Kajian Sosial, Budaya dan Agama
Fak, Ushuludin. UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.




            ‘Sir’ Azyumardi Azra. Itulah nama panggilan sekaligus gelar bergengsi yang disematkan Ratu Inggris, Elizabeth II kepada putra terbaik Indonesia. Ia terlahir bukan dari keturunan raja, bukan pula anak kaum bangsawan. Azra hanyalah anak dari keluarga yang sangat sederhana. Perkenalanya dengan dunia membaca, yang dianggap sebagai sesuatu yang luar biasa, berawal dari huruf-huruf yang terpampang di badan bus. Lalu diimbangi dengan belajar membaca judul-judul berita pada robekan kertas koran bekas. Beruntung, Azra memiliki ayah yang setia menemani disaat ia baru belajar mengeja huruf-huruf dibadan bus yang saban hari melintas didepan rumahnya. Tanpa sadar, bacaan yang diperoleh dari judul-judul berita atau robekan koran itu menjadi gayung dan layar untuk providensi mengarungi luasnya samudera keilmuan.
Sebagai anak yang mulai ketagihan membaca, koran bekas merupakan media paling akrab dengan pengembaraan imajinasi dirinya. Buku cerita, novel, kumpulan puisi, cerpen dan komik juga memberi warna kreatif yang masih tertancap dalam pikiran dan ingatan sampai saat ini. Itu seperti kisah komik Kho Ping Hoo dan James Bond yang merupakan kisah penting sarat inspiratif dalam memorinya yang berperan membentuk kepribadian untuk melanjutkan misi kehidupanya.
Potongan kisah diatas mengawali perjalanan hidup Azyumardi Azra yang di ungkap Andina Dwi Fatma. Konten buku ini dikemas dengan porsi dan sajian berbeda dari buku-buku biografi tokoh cendekiawan muslim lainya. Andina sengaja menyuguhkan ‘sisi-sisi menarik’ perjalan hidup Azyumardi Azra yang jarang diketahui oleh  masyarakat. Sebut saja, perjuangan memperoleh beasiswa hingga S-3, juga kisah asmaranya.
Salah satu sisi yang paling menarik adalah cerita pada saat ia mendapat pengakuan dari Kerajaan Inggris. Ia adalah orang Indonesia pertama yang mendapat gelar Commander of the Order of British Empire (CBE), sehingga berhak menyematkan gelar “sir” diawal namanya semenjak 28 September 2010. Dengan gelar ini ia memiliki hak-hak istimewa, antara lain bebas keluar masuk Inggris tanpa visa. Uniknya, Azra jauh lebih ningrat dibandingkan dengan pesepak bola Inggris David Beckham yang hanya mendapat gelar Officer of the Order of British Empire (OBE).
Azra termasuk jajaran cendekiawan muslim “pendobrak”. Kiprahnya didunia pendidikan menghasilkan inovasi-inovasi yang belum terfikirkan oleh siapa pun. Salah satu hasil dari buah pemikiranya adalah tranformasi Institut Agama Islam Negeri( IAIN) Syarif Hidayatullah menjadi Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah. Berkat dirinya universitas ini menjadi institusi pendidikan islam yang bisa masuk kedalam arus utama, menjadi open-minded, berkualitas dan bermartabat dimata masyarakat.
Sebagai akademisi berprestasi dan pemikir islam progresif, Ia tetap teguh pada sikap netralitasnya. Azyumardi lebih nyaman menjadi akademisi dari pada terjun  ke ranah politik. Kendati banyak tawaran dating untuk berpartai. Walau demikian netralitas yang tertancap dalam diri Azyumardi Azra justru menjadikan dirinya orang yang paling diburu wartawan untuk berkomentar perihal masalah politik,agama dan sosial kemasyarakatan.
Secara keseluruhan, buku ini mampu menginspirasi bagi siapa saja yang membacanya. Pemikiran Azyumardi yang moderat juga sangat berguna untuk diambil pelajaran. Ia termasuk salah satu dari sedikit pemikir islam yang bisa mengakomodasi kepentingan pihak-pihak yang bertentangan. Pikiranya terbuka. Hatinya pun cukup peka untuk dapat menelisik permasalahan dari berbagai sudut.
Penyandang gelar master dan PhD dari Universitas Columbia Amerika Serikat ini juga memiliki jaringan yang sangat luas di berbagai negara. Pemikirannya yang brilyan mendapat pengakuan bukan hanya almamaternya di Amerika, melainkan juga negara-negara Timur Tengah, hingga Eropa. Bahkan banyak tokoh internasional mulai dari mantan presiden Amerika Serikat George Bush hingga perdana menteri Inggris Tony Blair, sengaja menyisihkan waktu untuk berdialog dengannya.
Kisah perjalanan hidup Azyumardi Azra yang tersaji dalam buku ini menjadi cermin bahwa keberhasilan dapat diraih siapa saja asalkan tetap konsisten dan berusaha keras untuk mewujudkanya. Nilai-nilai yang terkandung didalamnya sangat patut dijadikan suplemen bagi generasi muda kita.
Ø  JUDUL BUKU: CERITA AZRA,  BIOGRAFI CENDEKIAWAN MULIM AZYUMARDI AZRA
Penulis : Andina DwiFatma
Penerbit: Erlangga, Jakarta, 2011, 248 Halaman.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar